Selamat Hari Natal, Hai Gaspar, Melchior, dan
Balthasar!
Pdt.
Saut Silitonga, M.Pil
Melayani
di HKBP Banuahulu Distrik XVI Humbang Habinsaran
Mohon maaf, jika dari antara pembaca tulisan ini memiliki nama yang sama
dengan nama-nama di atas. Itu bukan unsur sengaja. Adapun nama-nama di atas adalah nama-nama dari rombongan orang-orang Majus
(orang pandai) yang datang dari Timur dalam peristiwa Natal, kelahiran Yesus,
Sang Mesias. Dalam Alkitab memang tidak diberitakan jumlah mereka serta siapa
nama-nama mereka. Namun, melalui bacaan-bacaan dan tulisan-tulisan, ternyata
mereka memiliki nama-nama seperti di atas. Di samping para murid dan pendamping
mereka, ketiga orang inilah sang majus itu, yang bertemu dengan Sang Anak
Allah.
Peristiwa Natal mempertemukan mereka. Melalui
tulisan-tulisan dan bacaan-bacaan menceritakan bahwa mereka tidaklah dalam satu
rombongan yang sama. Melainkan masing-masing memiliki latar belakang tempat
yang berbeda-beda. Di suatu malam dan di suatu tempat, tepatnya di musim dingin
setelah mereka masing-masing melakukan perjalanan panjang, melintasi padang
gurun, gunung-gunung, lembah, sungai dan ngarai, mereka pun bertemu. Setelah
mereka bertemu, lalu kemudian saling memperkenalkan diri. Ooo..., ternyata
Gaspar itu adalah orang Athena, sedangkan Melchior berasal dari Asia Timur jauh
dan Balthasar adalah orang Mesir. Dengan keterangan tempat dari mana asal
mereka, sudah secara otomatis menjelaskan bahwa mereka memang benar-benar
sebagai perwakilan dari pusat (asal muasal) pengetahuan kebijaksanaan. Mereka
adalah ‘Parhapistaran sian purba/timur,” demikian catatan Bibel dalam
Matius 2: 1. Dengan catatan Alkitab ini, sudah menjadi suatu penegasan bahwa
hapistaran mereka tidak bisa dipungkiri, atau dinafikan atau disangkal.
Bukankah kita telah mengetahui bahwa Athena itu adalah kota asal muasal
Filsafat Yunani? Jika mau belajar filsafat, maka haruslah mengetahui dan
mengenal pikiran-pikiran orang Yunani itu. Socrates, Plato dan Aristoteles
adalah tiga orang tokoh filsafat (Barat) dari begitu banyak filsuf yang
dilahirkan di Yunani. Warisan mereka masih menjadi fondasi ilmu pengetahuan
hingga sekarang. Itulah sebabnya, setelah Gaspar memperkenalkan dirinya kepada
dua orang lainnya, lalu ia melanjutkan ucapannya: “... Bangsaku membaktikan diri
dan hidupnya sepenuhnya untuk mengejar hikmat/ilmu, dan dari merekalah aku
diwarisi gairah yang sama!” Tempat asal Gaspar adalah mula pertama
Metafisika.
Melchior sebagai perwakilan Asia Timur jauh, pemilik
filsafat Timur. Dengan mitologi-mitologinya, filsafat Timur telah membangun
etika dan estetika yang luar biasa dan dalam. Kesimpulan dari semuanya itu,
kata Melchior: “...Pendahuluku telah mengajarkan kami bahwa letak kebahagiaan
adalah berbuat baik (kasih), sedangkan ujiannya adalah apa yang rela dilakukan
seseorang untuk orang lain!” Bukankah ungkapan ini adalah ungkapan dari apa yang
disebut dengan Etika global? Yah... memang itulah Etika global. Sedangkan
Balthasar adalah perwakilan dari asal muasal ilmu pengetahuan yang bersifat
Tekhne. Dari kata ini muncul istilah tekhnologi. “Sejarah tekhne diawali oleh
kami!” kata Balthasar. Siapakah yang mampu memungkiri pembuatan mummi yang
melegenda itu? Siapakah yang mampu memungkiri Spinx dan Piramida itu? Teknologi
pertanian yang ada di tepian sungai Nil, siapakah yang menyangkalnya? Semua
tercatat dalam papyrus-papyrus mereka.
Ketiga orang ini memang benar-benar sebagai wali kepandaian. Namun, yang
luar biasa adalah mereka dipersatukan oleh sebuah Bintang. Bintang itu adalah
Bintang Raja; sebuah pertanda yang melampaui Metalisika, Etika global dan
Tekhne tercanggih. Sang Bintang menuntun mereka menuju ke suatu tempat, lalu
untuk sementara meninggalkan kampung halaman mereka. Latar belakang ke-ilmuan
mereka menyatu dengan sebuah pertanyaan “Dimanakah Dia, Raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan itu? Kami telah melihat Bintang-Nya di Timur dan kami datang
untuk menyembah Dia” (Mat 2: 2). Tuhan Yesuslah yang dimaksudkan, Sang Juruselamat.
Bersama dengan ilmu dan hikmat, mereka berusaha bertemu dengan Sang Anak Allah,
dan mereka pun dipertemukan di sebuah desa kecil yang bernama Bethlehem, di
sebuah kandang domba. “Selamat Natal, hai Gaspar, Melchior dan Balthasar!
Dengan ilmu-mu, engkau telah bertemu dengan Sang Tuhan kita! Sedangkan aku...?”
Kusampaikan salam kepada kamu bertiga, “...Simbolo di pace e di fraternite...!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar