Kamis, 11 Mei 2017

ADAKAH KITAB NEHEMIA MENGILHAMIMU BAPAK AHOK?



SIKAP SEORANG PEMBESAR

(Nehemia 5:14-19)

Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati.
Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah.
Aku pun memulai pekerjaan tembok itu, walaupun aku tidak memperoleh ladang. Dan semua anak buahku dikumpulkan di sana khusus untuk pekerjaan itu.
Duduk pada mejaku orang-orang Yahudi dan para penguasa, seratus lima puluh orang, selain mereka yang datang kepada kami dari bangsa-bangsa sekeliling kami.
Yang disediakan sehari atas tanggunganku ialah: seekor lembu, enam ekor kambing domba yang terpilih dan beberapa ekor unggas, dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah setiap sepuluh hari. Namun, dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat.
Ya Allahku, demi kesejahteraanku, ingatlah segala yang kubuat untuk bangsa ini.

(Nehemia 5:14-19)


     Nehemia memakai kedudukan dan kekayaannya untuk kesejahteraan rakyatnya, bukan memberatkan mereka. 

     Berbeda dengan kebiasaan para pendahulunya adalah mendapatkan sebanyak mungkin keuntungan dari kedudukannya; empat puluh syikal perak (yang diambil dari seluruh rakyat dalam satu hari (a.15). 

    Perikop sebelumnya menceritakan juga, tentang bagaimana ada dari kaum Israel yang memberatkan sesama orang Israel, yang dipaksa menjual ladangnya, padahal tanah Israel adalah warisan Allah (bnd. Imamat 25). 

     Nehemia tidak menerima pajak yang menjadi haknya (a.18), karena dia melihat bahwa rakyat sudah terbeban dengan pekerjaan membangun tembok Yerusalem saat itu. Nehemia juga memakai kekayaan pribadinya, yang dia dapatkan dari kedudukannya sebagai juru minuman raja, untuk pembangunan tanah Israel .

    Dia tidak memberatkan rakyat Israel, karena dia takut akan Allah (a.15), justru memberikan uangnya sendiri, karena dia menganggap itu kesempatan untuk memakai uang yang dianugerahkan Allah kepadanya untuk pekerjaan Allah.

    Teladan Nehemia diangkat sebagai perbandingan, bukan hanya terhadap para pendahulunya tetapi terhadap rakyat Israel sendiri.

    Saya teringat keadaan negaraku sekarang ini. Bahwa sekarang bukan hanya para pembesar yang main korupsi jika ada kesempatan!

     Nehemia adalah teladan untuk penguasa sekarang, lebih lagi dia adalah teladan untuk orang percaya.

    Tempatkan pekerjaan Allah pada jenjang yang prioritas. Takutlah akan Allah dan giatlah dalam memperluas kerajaan-Nya.

     Adakah Kitab Nehemia mengilhamimu juga bapak Ahok


MARLAS ROHA RAP DOHOT DONGAN NA BURJU MARROHA

  ACARA PARTANGIANGAN MAMASUHI BAGAS   Keluarga Agus Mangara Tua Situmorang, S.E. / Meliyani Sari br. Silitonga, S.E. (Ama/ina A...