Jumat, 26 Januari 2018

Selamat Hari Natal, Hai Gaspar, Melchior, dan Balthasar!

Selamat Hari Natal, Hai Gaspar, Melchior, dan Balthasar!

Pdt. Saut Silitonga, M.Pil
Melayani di HKBP Banuahulu Distrik XVI Humbang Habinsaran

    

Mohon maaf, jika dari antara pembaca tulisan ini memiliki nama yang sama dengan nama-nama di atas. Itu bukan unsur sengaja. Adapun nama-nama di atas adalah nama-nama dari rombongan orang-orang Majus (orang pandai) yang datang dari Timur dalam peristiwa Natal, kelahiran Yesus, Sang Mesias. Dalam Alkitab memang tidak diberitakan jumlah mereka serta siapa nama-nama mereka. Namun, melalui bacaan-bacaan dan tulisan-tulisan, ternyata mereka memiliki nama-nama seperti di atas. Di samping para murid dan pendamping mereka, ketiga orang inilah sang majus itu, yang bertemu dengan Sang Anak Allah. 
Peristiwa Natal mempertemukan mereka. Melalui tulisan-tulisan dan bacaan-bacaan menceritakan bahwa mereka tidaklah dalam satu rombongan yang sama. Melainkan masing-masing memiliki latar belakang tempat yang berbeda-beda. Di suatu malam dan di suatu tempat, tepatnya di musim dingin setelah mereka masing-masing melakukan perjalanan panjang, melintasi padang gurun, gunung-gunung, lembah, sungai dan ngarai, mereka pun bertemu. Setelah mereka bertemu, lalu kemudian saling memperkenalkan diri. Ooo..., ternyata Gaspar itu adalah orang Athena, sedangkan Melchior berasal dari Asia Timur jauh dan Balthasar adalah orang Mesir. Dengan keterangan tempat dari mana asal mereka, sudah secara otomatis menjelaskan bahwa mereka memang benar-benar sebagai perwakilan dari pusat (asal muasal) pengetahuan kebijaksanaan. Mereka adalah ‘Parhapistaran sian purba/timur,” demikian catatan Bibel dalam Matius 2: 1. Dengan catatan Alkitab ini, sudah menjadi suatu penegasan bahwa hapistaran mereka tidak bisa dipungkiri, atau dinafikan atau disangkal. Bukankah kita telah mengetahui bahwa Athena itu adalah kota asal muasal Filsafat Yunani? Jika mau belajar filsafat, maka haruslah mengetahui dan mengenal pikiran-pikiran orang Yunani itu. Socrates, Plato dan Aristoteles adalah tiga orang tokoh filsafat (Barat) dari begitu banyak filsuf yang dilahirkan di Yunani. Warisan mereka masih menjadi fondasi ilmu pengetahuan hingga sekarang. Itulah sebabnya, setelah Gaspar memperkenalkan dirinya kepada dua orang lainnya, lalu ia melanjutkan ucapannya: “... Bangsaku membaktikan diri dan hidupnya sepenuhnya untuk mengejar hikmat/ilmu, dan dari merekalah aku diwarisi gairah yang sama!” Tempat asal Gaspar adalah mula pertama Metafisika. 
Melchior sebagai perwakilan Asia Timur jauh, pemilik filsafat Timur. Dengan mitologi-mitologinya, filsafat Timur telah membangun etika dan estetika yang luar biasa dan dalam. Kesimpulan dari semuanya itu, kata Melchior: “...Pendahuluku telah mengajarkan kami bahwa letak kebahagiaan adalah berbuat baik (kasih), sedangkan ujiannya adalah apa yang rela dilakukan seseorang untuk orang lain!” Bukankah ungkapan ini adalah ungkapan dari apa yang disebut dengan Etika global? Yah... memang itulah Etika global. Sedangkan Balthasar adalah perwakilan dari asal muasal ilmu pengetahuan yang bersifat Tekhne. Dari kata ini muncul istilah tekhnologi. “Sejarah tekhne diawali oleh kami!” kata Balthasar. Siapakah yang mampu memungkiri pembuatan mummi yang melegenda itu? Siapakah yang mampu memungkiri Spinx dan Piramida itu? Teknologi pertanian yang ada di tepian sungai Nil, siapakah yang menyangkalnya? Semua tercatat dalam papyrus-papyrus mereka. 
Ketiga orang ini memang benar-benar sebagai wali kepandaian. Namun, yang luar biasa adalah mereka dipersatukan oleh sebuah Bintang. Bintang itu adalah Bintang Raja; sebuah pertanda yang melampaui Metalisika, Etika global dan Tekhne tercanggih. Sang Bintang menuntun mereka menuju ke suatu tempat, lalu untuk sementara meninggalkan kampung halaman mereka. Latar belakang ke-ilmuan mereka menyatu dengan sebuah pertanyaan “Dimanakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat Bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia” (Mat 2: 2). Tuhan Yesuslah yang dimaksudkan, Sang Juruselamat. Bersama dengan ilmu dan hikmat, mereka berusaha bertemu dengan Sang Anak Allah, dan mereka pun dipertemukan di sebuah desa kecil yang bernama Bethlehem, di sebuah kandang domba. “Selamat Natal, hai Gaspar, Melchior dan Balthasar! Dengan ilmu-mu, engkau telah bertemu dengan Sang Tuhan kita! Sedangkan aku...?” Kusampaikan salam kepada kamu bertiga, “...Simbolo di pace e di fraternite...!”

MARLAS ROHA RAP DOHOT DONGAN NA BURJU MARROHA

  ACARA PARTANGIANGAN MAMASUHI BAGAS   Keluarga Agus Mangara Tua Situmorang, S.E. / Meliyani Sari br. Silitonga, S.E. (Ama/ina A...