Jumat, 27 April 2018

IBIS AD CRUCEM

Lalu Pontius Pilatus pun Berkata : “Ibis ad Crucem!”

Pdt. Saut Silitonga, Mphil

Melayani di HKBP Banualuhu Distrik XVI Humbang Habinsaran

Artinya adalah “Engkau akan disalibkan”. Ini adalah salah satu kalimat yang diucapkan Pontius Pilatus, Gubernur Romawi yang menjadi wali negeri Yerusalem pada saat itu. Kalimat itu diucapkan kepada Yesus, Mesias pada saat ia mengadili-Nya. Peristiwanya adalah ketika orang banyak itu membawa Yesus ke gedung pengadilan sembari menyampaikan alasan mengapa mereka membawa-Nya ke hadapan Pontius Pilatus. “Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami dan melarang membayar pajak kepada kaisar, dan tentang dirinya Ia mengatakan bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja” (Lukas 23 : 2).
            Setelahnya sang gubernur memang mencoba untuk menggali informasi sebanyak mungkin dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada Sang Mesias. Lalu, dari semua informasi yang dapat ia kumpulkan, kesimpulannya adalah bahwa ia sama sekali tidak menemui kebenaran dari tuduhan-tuduhan yang disampaikan orang banyak itu. Dengan tegas ia mengatakan : “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya” (Yoh 18 : 38c). Tentu ini bukan perkataan yang dibuat-buat melainkan seturut dengan pertimbangan dan keilmuannya. Sebagai seorang gubernur yang diutus oleh Kekaisaran Romawi lalu menempatkannya di Yerusalem, yaitu sebuah kota atau wilayah yang paling kompleks dari sekian banyak wilayah jajahan, tentu ia bukanlah sembarang orang. Dengan istilah lain, bahwa ia adalah seseorang yang memiliki kualifikasi komplit.
            Sebagaimana kita ketahui, bahwa Romawi adalah imperium yang sangat mencintai ilmu dan pengetahuan. Setelah keruntuhan Yunani, maka Romawilah yang menjadi tolok ukur ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu, ungkapan yang mengatakan “Semua jalan menuju Roma” tidaklah sebuah ungkapan omong kosong; melainkan ungkapan yang sebenar-benarnya. Artinya adalah Roma menjadi pusat segalanya. Faktanya adalah Roma menghasilkan ribuan kalimat-kalimat bijak yang hingga saat ini menjadi referensi keilmuan; Roma menghasilkan drama-drama yang hingga saat ini selalu diolah ulang (misalnya Romeo dan Juliet); Roma menghasilkan tokoh-tokoh filsuf yang berpengaruh hingga saat ini: Cicero, Lucretius, Seneca, Musonius, Rufus, Plutarch, Epictetus, Tacitus, Marcus Aureluis, dan lain-lain. Tentu, Pontius Pilatus adalah seseorang yang telah mengenyam pendidikan yang mana keilmuannya bersumber dari hasil pemikir-pemikir hebat tersebut disini.
            Selain itu, Roma sebagai imperium yang berlandaskan ilmu dan pengetahuan memiliki prinsip yang terdapat pada sebuah adagium misi yang berbunyi “Roma locuta, causa finita est”. Tentu, kehadiran Pontius Pilatus sebagai perwalian Romawi di Yerusalem adalah mengemban misi ini. Ketika Roma berbicara maka segala sesuatu harus beres. Tentu, kejadian tentang Yesus ditangkap dan selanjutnya dibawa ke pengadilan untuk diadili adalah sebuah kekacauan. Dan kekacauan ini harus segera diselesaikan. Maka, ketika Roma berbicara (melalui Pontius Pilatus) seharusnya masalah pun seharusnya selesai. Lalu, untuk menyelesaikannya, ia sudah berkata “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya”.
            Akan tetapi yang terjadi bukanlah selesainya persoalan, melainkan kekacauan dan kerusuhan (Lukas 23 : 13 – 25). Dan ini membuat dirinya menjadi ketakutan. Adagium Roma locuta, causa finita est tidak dapat ia tegakkan. Ia juga pasti tahu tentang prinsip hukum Romawi yang berkata “Fiat justitia ruat caelum”, ini juga tidak dapat ia tegakkan. Bahkan dalam hal ini yang ia perbuat dan berkata “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri” (Matius 27 : 24).
            Dalam kepanikannya, yang tergambar dalam Yohanes 19 : 8 – 16 lalu terungkaplah perkataannya “Ibis ad crucem!” Inilah ucapan yang keluar dari hatinya yang terdalam ketika ia tidak berdaya lagi untuk menghadapi para pemimpin agama, pemimpin lokal dan massa yang menginginkan Yesus, Sang Mesias itu, untuk disalibkan. Ia tidak dapat berbuat apa-apa karena ketakutan lalu mengikuti apa saja yang dikehendaki orang banyak itu.
            Hanya, mungkin tidak ada yang memberitahukan kepada Pontius Pilatus bahwa ada nubuatan yang tertulis dan ini telah terkumandang sejak dahulu kala:

”Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungNya dan kesengsaraan kita yang dipikulNya, padahal kita mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yesaya 53 :4 – 5).


Selamat Jumat Agung!



Immanuel HKBP No.4/April 2018/Tahun ke-128

Kamis, 19 April 2018

SELAMAT DATANG LAPTOP

SELAMAT DATANG

LAPTOP






H

ari ini 31 Desember 2017 pukul 17.00 WIB, saya memulai menggunakan computer laptop Lenovo ideapad 320-14AST yang baru yang diberi keluarga St. Aris Marisi Napitupulu /br. Nababan  di Jl. Tugu Kav.323 RT.02/04 Jatiwaringin. (Mauliate bapa uda, mauliate inang uda) Laptop ini membantu saya mempersiapkan dan melakukan pekerjaan di gereja Tuhan. 

MARLAS ROHA RAP DOHOT DONGAN NA BURJU MARROHA

  ACARA PARTANGIANGAN MAMASUHI BAGAS   Keluarga Agus Mangara Tua Situmorang, S.E. / Meliyani Sari br. Silitonga, S.E. (Ama/ina A...