Kamis, 06 Februari 2020

RAP DOHOT DONGAN NA MARLAS NI ROHA


ACARA IBADAH SYUKUR HUT KE- 58
Rosita Sianipar boru Nababan
(Ompu ni si Juan boru)
02 Februari 1962 - 02 Februari 2020
Kamis, 06 Februari 2020









I. Acara Ibadah (P: Pemimpin Ibadah – J: Jemaat) (Pdt. Nikson Simangunsong)

01.    Salam dan Ajakan Beribadah kepada Allah:

P :     Haleluya! Sungguh bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji Dia.

J :      Menyanyikan KJ. No.10: 1 “Pujilah Tuhan, Sang Raja“ G=Do 3/4
v  Pujilah Tuhan, Sang Raja yang Mahamulia! Segenap hati dan jiwaku pujilah Dia!  Datang berkaum, brilah musikmu bergaung, angkatlah puji-pujian!

P :     Tuhan dekat kepada setiap orang yang berseru kepada-Nya, kepada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

J :     Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, Ya Raja dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

P :     Segala yang Kau jadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan dan orang-orang yang Kau kasihi akan memuji Engkau.

J :      Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala mahluk memuji Nama-Nya yang kudus untuk selama-lamanya.

          Menyanyikan: KJ. No. 10: 5 “Pujilah Tuhan, Sang Raja“ G=Do 3/4
v  Pujilah Tuhan! Hai jiwaku mari bernyanyi! Semua makhluk bernafas, iringilah kami! Puji terus nama yang Mahakudus! Padukan suaramu: Amin.



02.    Votum – Introitus – Doa

P :     Di dalam Nama Allah Bapa yang Mahatinggi yang dimuliakan dan yang disembah, Ibadah Syukur Ulang Tahun ke 58 inang Ny. Sianipar boru Nababan (Op. ni si Juan boru)  ini kita laksanakan,

J :     Amin.

P :     Dan di dalam Nama Yesus Kristus, Sang Raja yang telah menyelamatkan dan memberi kita kehidupan abadi. Bagi Dia, kita ucapkan:

J :     Syukur atas kasih karunia-Nya yang senantiasa menyelamatkan kita.

P :     Di dalam Nama Roh Kudus, ibadah dalam persekutuan ini senantiasa dibaharui menjadi kemuliaan bagi Dia dan Roh-Nya berdiam dalam diri kita. Amin.

J :      Menyanyikan: KJ. No. 9: 1 “Puji, Hai Jiwaku, Puji Tuhan” G=Do
v  Puji, hai jiwaku, puji Tuhan selagi ada nafasmu!
Allahku patutlah kuagungkan sepanjang umur hidupku!
Hayatku Dia yang beri; Dia kupuji tak henti.
Haleluya, haleluya!

P :     Marilah kita berdoa: Ya Allah Bapa kami yang berada di surga! Kami memuji Nama-Mu yang kudus, karena kasih-Mu tiada pernah berkesudahan. Tuhanlah yang menetapkan kumpulan ini untuk  berkumpul bersama-sama. Ya Allah Bapa sumber segala kehidupan, kami berkumpul di tempat ini untuk mensyukuri Ulang Tahun ke 58 inang kami Rosita Sianipar boru Nababan (Op. ni si Juan boru). Kami memohon kiranya Tuhan memberkati kami, sehingga acara ini berlangsung sesuai dengan kehendak-Mu dan menjadi berkat serta sukacita bagi kami semua. Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin!

03.    Bernyanyi KJ. No. 392: 1 “Ku BerbahagiaD=Do
v ‘Ku berbahagia, yakin teguh: Yesus abadi kepunyaanku! Aku warisnya ku ditebus, ciptaan baru Rohul Kudus.
Reff: Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya. Aku bernyanyi bahagia, memuji Yesus selamanya.

04.    Pembacaan Mazmur 92: 1-16

P :     Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi,

J :      Untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam,

P :     Dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi.

J :      Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.

P :     Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu.

J :      Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.

P :     Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.

J :      Tetapi Engkau di tempat yang tinggi untuk selama-lamanya, ya TUHAN!
P :     Sebab, sesungguhnya musuh-Mu, ya TUHAN, sebab, sesungguhnya musuh-Mu akan binasa, semua orang yang melakukan kejahatan akan diceraiberaikan.

J :      Tetapi Kautinggikan tandukku seperti tanduk banteng, aku dituangi dengan minyak baru;

P :     Mataku memandangi seteruku, telingaku mendengar perihal orang-orang jahat yang bangkit melawan aku.

J :      Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;

P :     Mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.

J :      Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,

P :     Untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya. Demikian Firman Tuhan. Berbahagialah orang yang mendengar firman Tuhan serta yang melakukannya semua dalam kehidupannya.
P+J : Amin


05.     Koor: Gabungan Wijk  2 HKBP Pondok Gede


06.     Bernyanyi KJ. No. 26: 1+2 “Mampirlah Dengar Doaku”  G=Do  4/4  

1.    Mampirlah dengar doaku, Yesus Penebus
Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t’rus

2.    Yesus, Tuhan, dengar doaku.
Orang lain Kau hampiri jangan jalan t’rus

07.    Doa Syafaat : (St. P.H. Hutasoit)

08. Koor Jeriko Wijk 2 HKBP Pondok Gede

09. Bernyanyi KJ. No. 57: 1 “Yesus, Lihat Umat-Mu” G=Do 4/4

1. Yesus lihat umat-Mu, yang mendamba kau berfirman
Dan arahkan pada-Mu hati dan seluruh ind’ra
Hingga kami yang di dunia, Kau dekatkan pada surga

10.    Renungan:

Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, 

aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; 

aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.


Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; 

seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, 

ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, 

dari sekarang sampai selama-lamanya! (Mazmur 131: 1-3)


Mazmur 131: 1-3 Rendah Hati di Hadapan Tuhan


Mazmur 131: 1-3 ini adalah salah satu pasal terpendek di kitab Mazmur. Dalam pasal ini, Daud menulis mazmur yang menunjukkan kerendahan hatinya di hadapan Tuhan. Padahal Daud adalah salah satu orang yang diberkati oleh Tuhan secara luar biasa. Tuhan telah mengurapi Daud sejak muda, menolong Daud melawan Goliat, pasca kejadian itu kelak mendudukkan Daud sebagai raja atas bangsa Israel. Daud memiliki raga-ragam talenta. Tuhan telah menjanjikan bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud, hingga Yesus pun disebut sebagai anak Daud.
Daud menulis begitu banyak mazmur yang salah satunya Mazmur 131: 1-3  ini. Dalam mazmur ini, Daud tidak ingin memegahkan diri atas segala sesuatu yang pernah dicapainya. Daud menyadari bahwa semua yang ia dapat raih dan ia dapat lakukan adalah karena pertolongan Tuhan semata. Melalui perikop ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari mazmur Daud ini, terkait bagaimana kita tetap memiliki sikap rendah hati di hadapan Tuhan.
·         Pertama, kita tidak boleh tinggi hati memandang orang lain dengan sombong (ay. 1a). Setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. Adakah kita melihat orang lain yang lebih buruk keadaannya dari kita? Itu berarti Tuhan masih memberkati kita dengan luar biasa. Ketika kita melihat orang miskin, orang sakit, orang yang kedudukannya lebih dari kita, itu berarti Tuhan sedang mengajar kita untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Jangan karena Tuhan pakai kita dalam pelayanan dengan luar biasa, kemudian kita tidak memandang orang lain. Barangkali seseorang yang kita lihat adalah jemaat biasa justru adalah orang yang lebih tinggi kedudukannya di hadapan Tuhan, karena ia selalu mendoakan pelayanan kita, sementara kita tidak pernah mendoakan orang tersebut.

·         Kedua, kita tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau terlalu ajaib (ay.1b). Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh memilki cita-cita atau iman yang besar, tetapi ada bagian-bagian tertentu yang merupakan bagian kita, ada bagian-bagian tertentu yang merupakan bagian orang lain, dan ada bagian-bagian tertentu yang merupakan bagian Tuhan. Kita tidak dapat mengerti rencana-rencana Tuhan, karena rencana Tuhan terlalu ajaib. Namun di situlah kita boleh berserah kepada Tuhan. Ketika kita berkata, “jadilah kehendak-Mu Tuhan”, di situlah Tuhan hadir dan mewujudkan rencananya bahkan ketika kita masih belum paham apa sebenarnya yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita. Demikian juga dengan ibu Rosita Sinipar boru Nababan (Op. ni si Juan boru) atas segala kesempatan, rejeki yang baik, gabe di anak gabe di boru, kemudahan-kemudahan hidup yang ibu bapak dapatkan! Selalulah bersyukur, rendah hati dan melayani sepenuh hati!

·         Ketiga, kita harus belajar tenang dan diam, sama seperti seorang anak yang tenang di dekat ibunya (ay.2). Dalam kondisi apa pun, ada ketenangan yang luar biasa ketika kita dekat dengan Tuhan, sama seperti seorang anak yang tenang ketika ia dekat dengan ibunya. Mungkin badai kehidupan sedang bergelora, sama seperti apa yang dialami murid-murid Yesus ketika naik perahu dan Yesus sedang tidur di perahu tersebut. Murid-murid Yesus panik dan berusaha berbuat apa saja, tetapi badai tetap ada. Namun ketika Yesus akhirnya bangun, Ia mampu mengubah cuaca buruk menjadi baik, Ia mampu mengubah badai menjadi angin sepoi-sepoi (Mrk.4:35-41). Ketika kita panik, kita cenderung mengandalkan kemampuan kita sendiri, dan akibatnya keadaan justru tidak menjadi lebih baik. Namun ketika kita berserah kepada Tuhan, kita hanya diam tenang, dan membiarkan Tuhan yang bekerja. Demikian juga dengan ibu Rosita Sinipar boru Nababan (Op. ni si Juan boru) atas segala sakit dan pergumulan anak-anak atau pergumulan keluarga dan pergumulan hari tua yang ibu dan bapak hadapi, jangan pernah panik. Tenang dan berserah kepada Tuhan!

·         Keempat, kita harus selalu berharap hanya kepada Tuhan (ay.3). Percuma kita berharap kepada apa yang kita miliki atau kepada orang lain. Firman Tuhan berkata “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yer.17:5). Berharap kepada Tuhan bukan hanya pada saat kondisi kita sedang baik, tetapi dalam kondisi apa pun kita harus selalu berharap kepada Tuhan. Justru di saat kita sedang mengalami masalah, di situ kita harus lebih berharap kepada Tuhan. Demikian juga dengan ibu Rosita Sinipar boru Nababan (Op. ni si Juan boru) atas segala kemungkinan apapun dalam hidup selalulah tenang dan berserah kepada Tuhan!

Saya mengatakan hal ini bukan karena saya lebih pandai dari ibu, tetapi karena saya juga sedang belajar untuk tidak tinggi hati.

Semakin tinggi posisi seseorang, semakin sulit seseorang untuk bersikap rendah hati. Karena apa? Karena di kantor orang tersebut terbiasa memiliki anak buah, dan terbiasa menyuruh orang. Semakin kaya seseorang, biasanya juga akan semakin sulit bagi orang tersebut untuk bersikap rendah hati. Itulah sebabnya Yesus mengatakan bahwa sangat sulit bagi orang kaya untuk masuk surga (Mat.19:24). Namun ingatlah bahwa Tuhan pun akan memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan (Mzm.149:4), tetapi orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan, dan mereka tidak akan luput dari hukuman (Ams.16:5). Amin.




11.    Bernyanyi KJ. No. 363: 1---“ Bagi Yesus Kuserahkan“ F=Do 4/4
[Persembahan]

v      Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya;
Hati dan perbuatanku, pun waktu milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktu ku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktu ku milik-Nya.

v     Tanganku kerja bagi-Nya, kakiku mengikut-Nya.
Mataku memandang Yesus; yang kupuji Dialah.
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah.
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah.

v     Ya, sejak kupandang Yesus, kutinggalkan dosaku.
Pada Dia ‘ku terpaut, Dia Jurus’lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus’lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus’lamatku.

12.    Doa Persembahan - Bapa Kami - Berkat

MARLAS ROHA RAP DOHOT DONGAN NA BURJU MARROHA

  ACARA PARTANGIANGAN MAMASUHI BAGAS   Keluarga Agus Mangara Tua Situmorang, S.E. / Meliyani Sari br. Silitonga, S.E. (Ama/ina A...