Selasa, 28 November 2017

Matius 25:31-45 MINGGU PENGHUJUNG TAHUN GEREJA - PERINGATAN ORANG MENINGGAL

Matius 25: 31-46
Minggu Akhir Tahun Gereja-Peringatan Orang Meninggal
Minggu 26 November 2017 Pukul 18.00 WIB




31.  "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
32.  Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
33.  dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34.  Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35.  Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36.  ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
37.  Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38.  Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
39.  Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
40.  Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
41.  Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
42.  Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
43.  ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
44.  Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
45.  Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
46.  Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
46.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kritus!

Perikop khotbah hari ini adalah sebuah metapora, penggambaran penghakiman. Matius penulis Injil ini memberitakan bahwa Yesus kelak akan datang kembali. Pada ayat 31, Yesus disebut dengan “Anak Manusia” yang akan datang kembali sebagai hakim dunia, menghakimi manusia dan dunia. Yesus datang dalam penyangkalan diri. Dia tidak datang dalam kemewahan, tidak juga dalam kemegahan. Dia datang sebagai orang terpinggirkan, sebagai orang lapar, sebagai orang miskin, sebagai orang telanjang. Demikian dicatatkan oleh penulis Injil Matius. Betul, saudara-saudara 2017 tahun yang lalu Yesus datang dalam kerendahan, lahir di kandang domba. Tuhan di dalam Yesus Kristus datang tidak dengan kemegahan dunia. Dia yang adalah pemilik, pencipta seperti dikatakan Mazmur 95:1-7a “…Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya. Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya.” Tuhan di dalam Yesus Kristus datang menemui kekasih-Nya, menemui umat-Nya dalam kerendahan. Rasul Paulus mengatakan Tuhan mengosongkan diri (kenosis: Fil. 2:7).

Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kritus!

Lebih bijaklah saat bertemu dengan orang-orang miskin di sekelilingmu. Karena Tuhan bisa hadir dalam keadaaan tersebut. Hati-hatilah dan perdulilah dengan orang lapar, orang haus, orang telanjang, orang terpinggirkan.
Tentulah telanjang menurut Alkitab berbeda dengan telanjang menurut pengertian kita sehari-hari, secara khusus menurut pengertian orang Indonesia. Sangatlah penting bagi kita untuk memahami bahwa kata ‘telanjang’ di dalam Alkitab ini tidak diartikan secara harfiah yaitu tidak memiliki sepotong pun pakaian. Akan tetapi, kata ‘telanjang’ di dalam Alkitab ini adalah suatu ungkapan tentang keadaan seseorang yang tidak memiliki pakaian yang layak seperti misalnya Anda tidak memakai jubah. Di dalam pengajaran alkitabiah pakaian atau jubah luar adalah hal yang sangat penting. Jika Anda tidak memiliki jubah luar, maka Anda dipandang seolah-olah telanjang karena jubah luar sudah dianggap seperti kulit Anda. Kadang-kala jubah ini bisa dilepaskan, namun hanya di bawah keadaan-keadaan tertentu saja, misalnya demi melunasi hutang. Jika Anda tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan sebagai jaminan hutang Anda, maka Anda bisa memanfaatkan jubah Anda sebagai jaminan. Akan tetapi jubah ini sangatlah penting bagi setiap orang sehingga pada saat matahari terbenam, ia harus dikembalikan. Hukum Taurat mensyaratkan agar pakaian luar ini dikembalikan kepada pemiliknya karena ia memerlukannya sebagai selimut di malam hari. Tanpa pakaian luar ini, mereka bisa jatuh sakit karena suhu di malam hari di Palestina cukup dingin walaupun pada umumnya cuaca pada siang hari agak panas. Kata ‘telanjang’ juga merujuk kepada fakta bahwa orang tersebut tidak memiliki pakaian yang layak. Sebagai contoh, seseorang bisa saja berpakaian compang-camping akibat kemiskinannya. Jadi, sekalipun ia memiliki pakaian luar, ia masih bisa dianggap ‘telanjang’ karena kondisi pakaiannya yang sangat lusuh. Artinya adalah jangan kita, sampai tidak memberikan kehangatan kepada yang lain. Kehangatan itu adalah semangat, suka cita, optimisme hidup. Jangan pernah tidak berperan sebagai pemberi kehangatan, pemberi semangat hidup kepada orang lain. Jangan pernah berhenti menjadi sarana suka cita kepada orang lain. Kelak Yesus berkata: Ketika aku kekurangan suka cita, kamu tidak datang memberi suka cita kepadaku. Jangan penah absen memberi semangat kepada saudaramu! Kelak Yesus berkata ketika aku patah hati kamu di mana?
Injil Matius mengatakan penghakiman Tuhan akan datang pada waktunya! Kita akan ke hadapan Tuhan ketika penghakiman itu terjadi. Tuhan akan bertindak seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Pemisahan domba dan kambing berkaitan dengan perbedaan karakter mereka.
Marilah kita pelajari tabiat Domba dan kambing. Tentu saudara pernah menontong film kartun Shaun the sheep. Kambing adalah hewan yang egoistis, tidak perduli dengan sekeliling. Ketika makan, kambing cenderung membelakangi kambing lain, dan kotoran semaunya. Cederung menerobos pagar untuk menjangkau makanan, dan setiap tanaman yang dia singgahi akan layu dan mati. Kambing, hewan yang sangat individualis, tidak punya kebiasaan untuk saling berdempetan. Mereka baru mau melakukannya jika Anda memaksa, karena jika ada pilihan maka mereka lebih suka untuk bertindak semaunya sendiri, saling menjauhi. Akibatnya, mereka tidak bisa saling menghangatkan dan perlu ditempatkan di dalam kandang pada malam hari. Itu sebabnya mengapa para gembala memisahkan domba dan kambing di petang hari. Kambing adalah gambaran Kristen palsu. Gembala akan menempatkan kambing di tempat yang lebih hangat, di sebelah kiri.
Berbeda dengan domba. Maka Matius mencatatkan domba-domba akan di tempatkan di sebelah kanan, di tempatkan di tempat terbuka. Karena domba memiliki bulu tebal, Domba bisa ditaruh di tempat terbuka karena mereka akan saling menghangatkan satu dengan yang lain dengan cara saling berdempetan. Dengan cara ini, mereka menjadi hangat. Ada lagi perbedaan menarik yang lainnya antara domba dengan kambing. Di Palestina, domba, sebagaimana halnya yang sering kita lihat juga di tempat-tempat lain, biasanya berbulu putih sementara kambing cenderung berbulu hitam. Ini memberikan gambaran yang menarik tentang perbedaan yang kasat mata antara domba yang putih dengan kambing yang hitam. Memang ada juga kambing berbulu putih di negara-negara barat, namun sungguh menarik betapa kambing-kambing yang diternak di Palestina berbulu hitam. Domba sangat tergantung dari kehadiran sesama domba, domba tidak dapat hidup sendiri, domba membutuhkan dan membertikan kehangatan kepada sesama domba, domba tak bisa hidup tanpa gembala.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kritus!

Sebagai anggota jemaat gereja Tuhan, juga digambarkan sebagai domba gembalaan-Nya, tentulah kita tak mampu hidup tanpa gembala, yaitu gembala yang baik Yesus Kristus. Kita sangat, sangat, membutuhkan pimpinan-Nya, kita sangat membutuhkan kehadiran-Nya, kita sangat membutuhkan firman-Nya, kita sangat membutuhkan penyelenggaraan-Nya.
Siapakah di antara saudara yang senang merapat berdempetan satu dengan yang lain membentuk Formulasi anak-anak Tuhan untuk memberikan kehangatan satu dengan yang lain? Melakukan kebaikan satu dengan yang lain?
Maka Raja itu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Domba-domba itu berkata: “Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?”

Karena orang yang percaya kepada Tuhan, tidak pernah menghitung-hitung perbuatan baik yang dia lakukan. Kebaikan baginya adalah ucapan syukur, hidup baik adalah karakter.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kritus!

Kita percaya, bahwa Tuhan akan datang sebagai hakim. Kita percaya itu, dan kita juga adalah bagian umat Tuhan yang tidak akan pernah berhenti melakukan kebaikan.

Minggu hari ini, kita telah mendengar di tahun 2017 ada 19 orang anggota jemaat yang meninggal dunia. Bagi mereka kesempatan untuk berbuat baik sudak tidak ada lagi. Tetapi bagi kita kesempatan untuk melakukan kebaikan masih panjang dan masih luas. Marilah kita tingkatkan kebaikan hati kita kepada siapapun, tanpa pernah menghitung-hitungnya.

Demikian juga kepada orang yang hidupnya egois seperti kambing, tidak pernah perduli kepada yang lain, Tuhan akan mengatakan: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kritus!

Kemarin malam pukul 20.00 WIB di salah satu Rumah Sakit di Jakarta, ada seorang anggota jemaat yang menerima pelayanan Perjamuan Kudus karena sakit kronis yang beliau derita. Tidak lagi cukup tenaga baginya untuk berbicara. Untuk menjawab setiap pertanyaan hanya lewat senyuman dan gerakan jari tangan, ketika menjawab setiap pertanyaaan saat menerima Perjamuan Kudus tersebut. Setelah acara Perjamuan Kudus dia terima, bapak tersebut senyum bahagia seakan mengatakan aku akan pergi. Dan hari ini kita menerima kabar berita bahwa bapak tersebut sudah meninggal dunia. Ada rasa bahagia ketika kita hadir di samping orang yang menghapai sakratul maut.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kritus!

Marilah kita semakin giat memberi kehangatan kepada sesama, kepada siapapun dan jangan pernah menghitung-hitungnya! Jangan pernah mengharapkan balasannya! Biarlah Tuhan yang menghitungnya!

Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Yesus Kritus!

Minggu depan adalah Advent Pertama tahun baru gereja. Jemaat dan domba gembalaan Tuhan jaman now, marilah hidup baru dengan hidup seperti kawanan domba Tuhan, memiliki kasih yang prima, dengan persekutuan yang prima seperti domba yang di tempatkan di sebelah kanan Tuhan. Tuhan melihat kita dari cara hidup kita apakah sesuai dengan iman kita kepada-Nya! Amin.

Pdt. Nikson Simangunsong

Minggu 26 November 2017 Pukul 18.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MARLAS ROHA RAP DOHOT DONGAN NA BURJU MARROHA

  ACARA PARTANGIANGAN MAMASUHI BAGAS   Keluarga Agus Mangara Tua Situmorang, S.E. / Meliyani Sari br. Silitonga, S.E. (Ama/ina A...